Widget HTML #1

Kamu Tidak Sendirian dalam Jatuh Bangun Bertaubat

 Merasa hina karena jatuh bangun dalam bertaubat? Kamu tidak sendirian. Bahkan ulama pun mengalaminya. Allah selalu membuka pintu taubat, mencintai hamba yang kembali meski berkali-kali jatuh.

Kadang kita merasa, “Kenapa aku selalu gagal? Kenapa aku terus jatuh? Mungkin aku satu-satunya orang yang paling hina di hadapan Allah.”



Padahal faktanya, kamu tidak sendirian. Banyak orang, khususnya para laki-laki, mengalami perjuangan yang sama.

Sebuah kajian psikologi Islam menyebutkan bahwa sekitar 70% laki-laki muslim pernah merasa jatuh bangun dalam meninggalkan dosa yang sama, terutama dosa yang berkaitan dengan hawa nafsu dan kelemahan iman.

Bahkan tidak hanya orang biasa. Seorang penuntut ilmu, bahkan seorang alim (ahli agama) pun bisa mengalami hal yang sama. Bedanya, mereka tidak menyerah. Mereka selalu kembali bertaubat meski berkali-kali tergelincir.


Mengapa Banyak yang Mengalami Hal Serupa?

  1. Hawa nafsu adalah musuh terbesar manusia, bahkan lebih berat dari godaan setan.

  2. Lingkungan yang tidak selalu mendukung ketaatan, justru sering memancing hawa nafsu.

  3. Rasa putus asa yang membuat sebagian orang merasa “sudah terlanjur”.

  4. Kurang menjaga hati, sehingga mudah lalai dan terjebak pada dosa yang sama.

Namun, yang harus kita ingat: Allah tidak menilai dari seberapa sering kita jatuh, tetapi dari seberapa sering kita kembali.


Kisah Para Ulama tentang Taubat

Para ulama salaf juga tidak sedikit yang mengalami perjuangan panjang melawan hawa nafsu. Mereka bukan makhluk suci, mereka juga manusia.

  • Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
    "Jangan heran jika engkau jatuh pada dosa yang sama berkali-kali. Yang penting, jangan engkau biarkan hatimu mati dari rasa penyesalan dan taubat."

  • Imam Hasan Al-Bashri juga pernah berkata:
    "Seorang mukmin adalah orang yang selalu melihat dosanya seperti gunung besar di atas kepalanya yang siap menimpa. Adapun orang fasik melihat dosanya hanya seperti lalat yang hinggap di hidung lalu ia kibas dengan tangannya."

Kata-kata ini mengajarkan bahwa orang beriman memang akan selalu merasa bersalah dan butuh taubat, meski dosanya kecil sekalipun.


Bagaimana Sikap yang Benar Saat Terjatuh?

  1. Segera kembali kepada Allah dengan istighfar dan taubat, jangan menunda.

  2. Jangan putus asa, karena putus asa termasuk bisikan syaitan.

  3. Belajar dari kesalahan, cari tahu apa penyebab tergelincir, lalu jauhi.

  4. Perkuat doa dan ibadah, mohon keteguhan hati kepada Allah.

  5. Dekat dengan lingkungan baik, agar lebih mudah menjaga diri.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada seseorang yang menemukan kembali untanya yang hilang di padang pasir.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Allah bukan hanya menerima taubat, tapi sangat bergembira saat hamba-Nya kembali, meskipun sebelumnya sering jatuh.


Penutup

Jatuh bangun dalam bertaubat adalah realita hidup seorang muslim. Selama kita tidak menyerah dan selalu kembali kepada Allah, maka kita masih berada di jalan yang benar.

Ingatlah:

  • Engkau tidak sendirian.

  • Banyak orang, bahkan alim ulama, juga mengalami hal serupa.

  • Yang penting bukan seberapa sering engkau jatuh, tapi seberapa sering engkau bangkit dan kembali.

Maka jangan pernah berhenti bertaubat. Karena sejatinya, taubat bukan hanya sekali seumur hidup, tetapi sebuah perjalanan yang kita ulang setiap kali kita jatuh.

Posting Komentar untuk "Kamu Tidak Sendirian dalam Jatuh Bangun Bertaubat"